Header Ads Widget

Pengobatan Klinik CMI Hospital - Kanker Jantung Ginjal Diabetes

Benarkah Risiko Kanker Meningkat Tanpa ASI? Temukan Faktanya di Sini!

Benarkah Risiko Kanker Meningkat Tanpa ASI? Temukan Faktanya di Sini! Menyusui bukan hanya sekadar aktivitas fisik saja ia merupakan pengalaman sakral yang menguatkan ikatan antara ibu dan bayi.

Banyak ahli kesehatan, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merekomendasikan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan.

Selain memberikan manfaat besar bagi kesehatan bayi, menyusui juga berkontribusi pada kesehatan ibu dan dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker.

ASI penting untuk mencukupi nutrisi pada tubuh bayi ibu agar tetap sehat.

Kandungan pada ASI jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan susu formula.

Seorang ibu yang tak beri ASI pada anaknya disebutkan dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium.

Selain itu, bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI disebutkan juga dapat meningkatkan risiko terhadap insiden morbiditas menular, serta terjadinya obesitas, diabetes tipe 1 dan 2, leukemia, serta sindrom kematian bayi secara mendadak.

Hubungan ibu tak beri ASI dengan risiko kanker adalah karena pengaruh hormonal dari periode amenore dan infertilitas yang saling berhubungan.

Hal ini mengurangi paparan siklus haid seumur hidup dan mengubah hormon tertentu, seperti androgen, yang dapat memengaruhi risiko terjadinya kanker.

Selain itu, peningkatan kadar steroid seks sangat berhubungan dengan risiko kanker payudara pasca terjadinya menopause.

Pengelupasan jaringan payudara yang terjadi terus-menerus selama menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara melalui penghapusan sel dengan cara perusakan dan mutasi DNA.

Lalu, ibu yang tidak memberikan ASI pada anaknya juga dapat meningkatkan risiko terhadap kanker ovarium.

Walau begitu, ibu yang memberikan ASI pada anaknya dapat menurunkan risiko terkena kanker tersebut belum jelas.

Salah satu kesimpulannya adalah menyusui berhubungan dengan periode amenore yang lebih lama dan menurunkan kadar gonadotropin.

Akhirnya, paparan estradiol plasma pada tubuh akan menurun ASI sangat bermanfaat untuk bayi yang baru lahir hingga usia 2 tahun.

Berikut adalah beberapa manfaat penting dari pemberian ASI:

  • Kolostrum di Hari Pertama: ASI mengandung kolostrum dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum kaya akan antibodi yang melindungi bayi baru lahir dari infeksi.
  • Melindungi dari Alergi dan Eksim: Bagi bayi dengan riwayat alergi dalam keluarga, menyusui dapat membantu. Protein dalam ASI lebih mudah dicerna dan kurang berisiko menyebabkan reaksi alergi dibandingkan dengan susu sapi atau susu formula kedelai.
  • Menurunkan Risiko Masalah Pencernaan: ASI lebih mudah dicerna, sehingga dapat mengurangi risiko sakit perut, diare, dan sembelit pada bayi.
  • Mengurangi Risiko Infeksi: ASI mengandung banyak antibodi, yang membantu melindungi bayi dari infeksi virus, gastroenteritis, infeksi telinga, dan infeksi saluran pernapasan.
  • Meningkatkan Kesehatan Bayi Prematur: Menyusui bayi prematur dapat melindungi mereka dari kondisi serius seperti necrotising enterocolitis (NEC), sepsis, dan penyakit paru-paru kronis.
  • Mendekatkan Ikatan Ibu dan Bayi: Kontak kulit-ke-kulit saat menyusui dapat meningkatkan kedekatan emosional antara ibu dan bayi, memperkuat ikatan mereka.

Dengan banyaknya manfaat yang diberikan, baik untuk kesehatan ibu maupun bayi, penting bagi ibu untuk berusaha memberikan ASI hingga bayi berusia 2 tahun.

Menyusui tidak hanya memberikan nutrisi, tetapi juga memperkuat ikatan emosional yang penting untuk perkembangan bayi.



Info lebih lanjut: klik disini | Bahasa: English

Posting Komentar

0 Komentar