Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling umum dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di Indonesia.
Sayangnya, banyak mitos yang beredar mengenai penyakit ini, yang dapat menyebabkan keterlambatan dalam penanganan medis.
Menurut Kementerian Kesehatan, sekitar 70% penderita kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut.
Ini sangat memprihatinkan, karena deteksi dini dapat mencegah sekitar 43% kematian akibat kanker.
Melakukan pemeriksaan rutin dan memahami faktor risiko adalah langkah penting untuk meningkatkan peluang pemulihan.
Mengenali fakta dan mitos seputar kanker payudara sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat.
Dengan pemahaman yang baik, kita dapat mendorong deteksi dini dan penanganan yang lebih baik.
Berikut mitos seputas kanker payudara:
- Mitos Kanker Payudara: Penyakit Keturunan Faktanya: Faktor keturunan memang bisa menjadi salah satu risiko, tetapi hanya menyumbang sekitar 10% dari seluruh kasus kanker payudara.
- Melahirkan anak pertama kali di usia 30 tahun atau lebih
- Menstruasi pertama (menarche) di bawah usia 12 tahun
- Menopause setelah umur 55 tahun
- Menggunakan terapi hormonal
- Tidak menyusui
- Riwayat operasi tumor jinak pada payudara
- Tidak memiliki anak
- Mengalami stres berat
- Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol
- Mitos Kanker Payudara: Benjolan di Payudara Sudah Pasti Kanker Faktanya: Munculnya benjolan yang tidak nyeri memang bisa menjadi salah satu gejala kanker payudara, tetapi tidak selalu berarti bahwa benjolan tersebut adalah kanker.
- Lipoma: Tumor jinak yang terbentuk dari jaringan lemak
- Fibroadenoma: Tumor jinak payudara yang paling umum ditemukan
- Infeksi: Beberapa infeksi dapat menyebabkan pembengkakan atau benjolan
- Mitos Kanker Payudara: Hanya Menyerang Wanita Faktanya: Kanker payudara tidak hanya menyerang wanita; pria juga berisiko terkena penyakit ini.
- Berusia di atas 60 tahun
- Faktor genetik (riwayat keluarga)
- Memiliki berat badan berlebih
- Menderita sindrom Klinefelter
- Paparan radiasi pada area dada
- Penurunan fungsi organ hati
- Kondisi medis yang meningkatkan kadar hormon estrogen
- Mitos Kanker Payudara: Bra Berkawat Menyebabkan Kanker Payudara Faktanya: Banyak orang percaya bahwa penggunaan bra berkawat, terutama saat tidur, dapat menyebabkan kanker payudara.
- Mitos Kanker Payudara: Tidak Dapat Disembuhkan Faktanya: Anggapan bahwa kanker payudara tidak dapat disembuhkan adalah salah benar.
Sebagian besar penderita kanker payudara tidak memiliki riwayat kanker dalam keluarga.
Ada berbagai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara, seperti:
Ada berbagai kondisi medis lain yang dapat menyebabkan benjolan di payudara, seperti:
Penting bagi semua orang, baik pria maupun wanita, untuk waspada terhadap gejala awal kanker payudara.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria meliputi:
Mitos ini berakar pada keyakinan bahwa bra berkawat mengganggu aliran cairan getah bening, yang dapat memicu penumpukan racun dan kanker.
Namun, hingga saat ini, belum ada studi yang membuktikan adanya hubungan antara penggunaan bra berkawat dan risiko kanker payudara.
Sebaiknya, pilihlah bra yang sesuai dengan kenyamanan Anda.
Disarankan untuk menghindari bra yang terlalu ketat, terutama saat tidur, agar tidak mengganggu kenyamanan.
Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, peluang kesembuhan kanker payudara dapat meningkat secara signifikan.
Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin, seperti mamografi, sangat penting untuk menemukan kanker pada tahap awal, ketika pengobatan lebih efektif.
Oleh karena itu, setiap wanita disarankan untuk melakukan skrining kanker payudara secara berkala.
CMI HOSPITAL Hadir dengan layanan khusus menangani kanker tanpa tindakan invasif, tapi berfokus untuk memperbaiki mutasi gen yang menjadi penyebab kanker.
Konsultasikan dengan tim medis kami di Nomor +62 858-6469-8706 (stevy)
Info lebih lanjut: klik disini | Bahasa: English
0 Komentar