Header Ads Widget

Pengobatan Klinik CMI Hospital - Kanker Jantung Ginjal Diabetes

Diabetes Melitus Dapat Merusak Pembuluh Darah dan Sistem Saraf Khususnya Yang Ada di Otak

Diabetes Melitus Dapat Merusak Pembuluh Darah dan Sistem Saraf Khususnya Yang Ada di Otak

Alzheimer pertama kali dideskripsikan oleh seorang psikiater asal Jerman bernama Alois Alzheimer.

Ciri penyakit ini adalah penumpukan plak amiloid di otak dengan serabut saraf yang kusut sehingga menyebabkan hilangnya memori, sulit melakukan penalaran, masalah dalam berkomunikasi, serta perubahan suasana hati yang ekstrem.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia yang paling umum diidap lansia yang berusia lebih dari 65 tahun.

Usia yang semakin renta menjadi salah satu faktor perkembangan penyakit Alzheimer.

Pikun akibat bertambahnya usia adalah hal lumrah, tetapi berbeda dengan pikun yang diakibatkan oleh penyakit Alzheimer.

Pengidap Alzheimer dapat dengan mudah melupakan peristiwa yang baru saja terjadi dan menyebabkan lansia mengalami gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-hari yang tidak dialami oleh lansia yang mengalami kepikunan biasa akibat faktor usia.

Diabetes melitus disebut bisa memicu Alzheimer, benarkah?

Sampai saat ini, penyebab pasti penyakit Alzheimer masih diteliti.

Namun, melihat komplikasi diabetes melitus yang bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan sistem saraf, banyak peneliti yang menyatakan bahwa penyakit metabolik ini mendorong perkembangan penyakit Alzheimer.

Kondisi hiperinsulinemia pada pengidap diabetes melitus menyebabkan pembuluh darah, khususnya yang ada di otak, mengalami gangguan berupa disfungsi serebrovaskular.

Di samping itu, hiperinsulinemia juga menyebabkan gangguan metabolisme β-amyloid (beta amiloid) di otak.

Jenis protein ini bertanggung jawab dalam pertumbuhan dan perbaikan sel saraf, tetapi bisa menjadi patogenesis bagi otak jika terjadi gangguan metabolisme yang menyebabkan β-amyloid mengalami penumpukan.

Gabungan dari komplikasi diabetes melitus tersebut berpotensi meningkatkan kerusakan sel-sel otak yang menjadi cikal bakal penyakit Alzheimer.

Dokter Christina Lilian dari CMI Hospital – Rumah Sakit Diabetes menjelaskan bahwa belum ada obat yang dapat menyembuhkan Alzheimer secara total, dan sejauh ini obat yang tersedia hanya sebatas meringankan gejala agar pengidap Alzheimer bisa beraktivitas semandiri mungkin.

Meski begitu, mengatasi faktor risiko lain dapat membantu menghambat perburukan kondisi Alzheimer.

Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengendalikan kadar gula darah, khususnya bagi penderita diabetes, agar kerusakan sel otak tidak sampai terjadi.



Sumber: CMI Hospital

Posting Komentar

0 Komentar